ILMU
SOSIAL DASAR
(INDIVIDU,
KELUARGA, DAN MASYARAKAT)
Disusun
Oleh :
Rafi
Widyatmoko
15116945
Universitas
Gunadarma Kalimalang 2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang telah membelikan rahmat dan
hidayahnya-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Individu, Keluarga, Dan Masyarakat”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Kami berharap dapat menambah
wawasan dan pengetahuan. Serta pembaca dapat mengetahui tentang apa itu
sebenarnya Individu, Keluarga, Dan Masyarakat.
Menyadari
banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk melengkapi segala kekurangan
dan kesalahan dari makalah ini.
Akhir
kata saya ucapkan terimakasih dan semoga makalah sederhana ini menjadi manfaat
bagi kita.
Kalimalang, 26
Oktober 2016
Rafi Widyatmoko
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia
sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat oleh karena itu manusia
dapat di katakana sebagai social yang selalu hidup. Berkelompok atau
berorganisasi dan membutuhkan orang lain masyarakat merupakan wadah tempat
berkumpulnya individu-individu yang hidup secara social, masyarakat terdiri
dari “Saya, Anda, Kami, Mereka, dan Kita”. Yang memiliki hak dan keinginan
hidup bersama kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan
makhluk social serta memahami tugas dan kewajibannya dalam setiap susunan
kehidupa berkelompok dan dalam struktur dan system social yang ada.
Para
Sosiolog mengartikan masyarakat sebagai kelompok di dalamnya terdapat
orang-orang yang menjalankan kehidupan bersama sebagai satu kesatuan yang
diikat melalui kerjasama dan nilai-nilai tertentu yang tidak ada habisnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Pertumbuhan Individu :
a.
Pengertian individu
b.
Pengertian pertumbuhan
c.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan
2.
Fungsi Keluarga :
a.
Pengertian fungsi keluarga
b.
Macam-macam fungsi keluarga
3.
Pengertian individu keluarga,
masyarakat dan dua golongan masyarakat :
4.
Hubungan antara individu, keluarga
dan masyarakat :
5.
Urbanisasi :
a.
Pengertian urbanisasi
b.
Proses terjadinya urbanisasi
Tujuan
Pembahasan :
1.
Mengetahui pengertian individu,
pertumbuhan dan factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan secara lengkap dan
benar.
2.
Mengetahui pengertian fungsi keluarga dan
macam-macam fungsi keluarga.
3.
Mengetahui pengertian individu keluarga,
masyarakat dan dua golongan masyarakat.
4.
Mengetahui bagaimana hubungan antara
individu, keluarga, dan masyarakat
5.
Apa itu urbanisasi dan bagaimana proses terjadinya urbanisasi
Apa itu urbanisasi dan bagaimana proses terjadinya urbanisasi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
PERTUMBUHAN INDIVIDU
A.
Pengertian individu
Kata
“Individu” berasal dari kata latin, yaitu individuum,
berarti “yang tak berbagi”. Jadi merupakan suatu sebutan yang
dapat di pakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
Arti lainnya adalah sebagai penggantu “orang
seorang” atau manusia perorangan. Disini terlihat bahwa sifat dan fungsi
manusia, sebagaimana ia hidup di tengah-tengah individu lainnya dalam
masyarakat.
Individu
bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat di bagi,
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan,
dapat kita uraikan, bahwa individu adalah seseorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai
kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Makna
manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hamper indentik dengan
tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri
individualitas pada seseorang sampai pada ia adalah dirinya sendiri, disebut
proses individualisasi atau aktualisasi diri.
B.
Pengertian Pertumbuhan
Walaupun
terdapatnya perbedaan pendapat di antara para ahli, namun di akui bahwa
pertumbuhan itu adalah suatu perubahan yang menuju kea rah yang lebih maju dan
lebih dewasa.
Perubahan
ini pada lazimnya disebut dengan istilah proses.
Menurut
para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada
dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah
bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedang pada keseluruhan ada
pada kemudian, Bagian-bagian ini terkait satu sama lain menjadi keseluruhan
asosiasi.
Dapat
di rumuskan pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada
seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalaman dalam
mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflexionis. Lain halnya dengan
pendapat dari aliran psikologis Gestalt tentang pertumbuhan. Menurut para ahli
dan aliran ini bahwa pertumbuhan adalah proses diferensiasi.
Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah
keseluruhan sedangkan bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari
keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lainnya. Jadi
menurut proses ini keseluruhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul
bagian-bagiannya. Jadi dari pendapat aliran psikologi Gestalt ini dapat di
simpulkan bahwa pertumbuhan itu adalah suatu proses perubahan secara
perlahan-lahan dalam manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan baru
kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Dalam
membahas itu ada beberapa macam-macam aliran, namun pada garis besarnya dapat
di golongkan menjadi tiga golongan yaitu :
a)
Pendirian Navistik :
Menurut
para ahli dari golongan ini berpendapat, bahwa pertumbuhan individu itu
semata-mata dapat di tentukan oleh factor-faktor yang di bawa sejak lahir.
Para
ahli dari golongan ini menunjukkan sebagai kesempatan atau kemiripan antara
orang tua dengan anaknya. Misalnya seorang Ayah memliki keahlian di bidang seni
lukis maka kemungkinan besar anaknya juga menjadi pelukis. Tetapi hal ini akan
menimbulkan keragu-raguan apakah kesamaan yang ada di orang tua anaknya
benar-benar disebabkan oleh pembawaan sejak lahir karena adanya
fasilitas-fasilitas atau hal-hal lain yang dapat memberikan dorongan ke arah
kemajuannya.
b)
Pendirian
Empiristik dan Environmentallistik :
Pendirian
ini berlawanan dengan pendapat nativistik. Para ahli berpendapat, bahwa
pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak
berperanan sama sekali.
Jadi
menurut pendirian ini menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan lebih jauh
menekankan pada lingkungan dan konsukuesinya adalah hanya lingkunganlah yang
dapat di bicarakan. Pendirian semacam ini dapat disebut pendirian yang
Environmentallistik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendirian ini pada
hakikatnya adalah kelanjutan dari faham emperisme.
Menurut
faham ini di dalam pertumbuhan individu itu baik dasar maupun lingkungan
kedua-duanya memegang peranan penting. Bakat atau dasar sebagai kemungkinan ada
pada masing-masing individu namun bakat dan dasar yang di punyai itu perlu di
serasikan dengan lingkungan yang dapat tumbuh dengan baik. Misalnya pada anak
yang normal memiliki dasar atau bakat untuk berdiri tegak di atas dua kaki,
bila anak ini di asuh dalam lingkungan masyarakat manusia. Tetapi apabila anak
yg normal ini kebetulan terlantar di sebuah hutan kemudian diasuh oleh serigala
sudah barang tentu anak itu tidak dapat berdiri tegak pada kedua kakinya dan
dia akan merangkak seperti serigala yang mengasuhnya.
Di
samping harus adanya dasar, juga perlu di pertimbangkan masalah kematangan
(Readiness), misalnya anak yg normal berusia enam bulan , walaupun anak
tersebut hidup di antara manusia-manusia lain ada kemungkinan juga anak itu tak
akan dapat berjalan karena belum matang untuk melakukan hal itu.
c)
Pendirian
Konvegernsi dan Interaksionalisme :
Kebanyakan para ahli mengikuti pendirian konvergansi
dengan modifikasi seperlunya. Suatu modifikasi yang terkenal yang sering di
anggap sebagai perkembangan lebih jauh konsepsi konvergansi ialah konsepsi
interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi
antara dasar dan lingkungan dapat menemukan pertumbuhan individu. Nampak lain
dengan konsepsi konvergansi yang berpandangan oleh dasar (bakat) dan
lingkungan.
2.2
FUNGSI KELUARGA
Keluarga
adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu
kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini, dalam hubungannya dengan
perkembangan individu, sering di kenal dengan sebutan primary group. Kelompok
inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam
masyarakat. Tidaklah dapat di pungkiri, bahwa sebenarnya keluarga mempunyai
fungsi yang tidak hanya terbatas selaku penerus keturunan saja. Banyak hal-hal
mengenai kepribadian yang dapat dirunut dari keluarga, yang pada saat-saat
sekarang ini sering di lupakan orang. Perkembangan intelektual akan kesadaran
lingkungan seorang individu seringkali di lepaskan dan bahkan di pisahkan
dengan masalah keluarga. Hal-hal semacam inilah yang sering menimbulkan
masalah-masalah sosial, karena kehilangan pijakan. Keluarga sudah seringkali
kehilangan peranannya. Oleh karena itu adalah kebijaksanaan kalua dilihat dan
di kembalikan peranan keluarga dan proporsi yang sebenarnya dengan skala
prioritas yang pas. Keluarga pada umumnya di ketahui terdiri dari seorang
individu (suami) individu lainnya (istri) yang selalu berusaha menjaga rasa
aman dan ketentraman ketika menghadapi segala suka dan duka hidup dalam eratnya
arti ikatan luhur hidup bersama.
Keluarga
sebagai kelompok pertama yang di kenal individu sangat berpengaruh secara
langsung terhadap perkembangan individu sebelum maupun sesudah terjun langsung
secara individual di masyarakat.
A. Pengertian Fungsi Keluarga
Dalam
kehidupan keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus di
lakukan. Suatu pekerjaan atau tugas yang harus di lakukan itu biasa di sebut
fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang
harus di laksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
B.
Macam-macam Fungsi Keluarga
Pekerjaan-pekerjaan
yang harus di laksanakan oleh keluarga itu dapat di golongkan/dirinci kedalam
beberapa fungsi yaitu :
a . Fungsi
Keagamaan
b . Fungsi
Sosial
c . Fungsi
pemeliharaan
a . Fungsi
keagamaan :
Di
negara Indonesia yang berideolgi Pancasila berkewajiban pada setiap warganya
(rakyat) untuk menghayati, mendalami dan mengamalkan Pancasila di dalam
perilaku dan kehidupan keluarganya sehingga benar-benar dapat diamalkan P4 ini
dalam kehidupan keluarga Pancasila
Dengan
dasar pedoman ini keluarga di wajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan
ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Dengan demikian akan tercermin bentuk masyarakat yang Pancasila
apa bila semua keluarga melaksanakan P4 dan fungsi keluarga itu.
b. Fungsi Sosial :
|
Dengan
fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal
selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang di anut
oleh masyarakat serta mempelajari peran-peranan yang di harapkan akan mereka
jalankan kelak bias sudah dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut
dengan istilah sosialisasi.
Dengan
fungsi ini diharapkan agar di dalam keluarga selalu terjadi pewarisan
kebudayaan atau nilai kebudayaan. Kebudayaan yang di wariskan itu adalah
kebudayaan yang telah di miliki oleh generasi tua yaitu ayah dan ibu,
diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara lain sopan santun, Bahasa,
cara bertingkah laku, ukuran tentang baik buruknya perbuatan dan lain-lain.
c. Fungsi Pemeliharaan :
Keluarga
diwajibkan untuk berusaha agar di setiap anggotanya dapat terlindungi dari gangguan-gangguan sebagai berikut :
1. Gangguan
udara dengan berusaha menyediakan rumah.
2. Gangguan
penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan.
3. Gangguan
bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar tembok, dan lain-lainnya.
Bila
dalam keluarga fungsi telah di jalankan dengan baik sudah barang tertentu akan
membantu terpeliharanya keamanan dari masyarakat yang terlepas/terhindar dari
segala gangguan apapun yang terjadi.
2.3 PENGERTIAN INDIVIDU, KELUARGA,
MASYARAKAT DAN DUA GOLONGAN MASYARAKAT.
a. Pengertian individu
Individu
berasal dari kata latin, “Individuum” yang artinya yang tak terbagi, Kata
individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang
paling kecil dan terbatas.
Kata
individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat di bagi
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagi manusia perseorangan,
demikian pendapat Dr. A . Lysen.
b. Pengertian Keluarga
Ada beberapa pandangan atau anggapan mengenai
keluarga. Menurut Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karna adanya perkawinan
pria dan wanita. Bahwa perkawinan itu menurut beliau adalah berdasarkan pada
libidoseksualis. Dengan demikian keluarga merupakan mainfestasi dari pada
dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami
isteri.
Perlu
kita ketahui bahwa nafsu seksual memangharus di juruskan dengan cara-cara yang
dapat di terima oleh norma hidup. Namun hidup seksual itu tidak langgeng sebab
seksualitas manusia akan mati sebelum manusia itu sendiri mati. Kehidupan
seksual manusia itu berubah-ubah dari masa kemasa, dari umur ke umur dan
keadaan yang satu keadaan lain.
Oleh
karena itu apabila keluarga ini benar-benar dibangun atas dasar hidup seksual,
maka keluarga itu akan lebih goyah terus dan akan segera pecah setelah
kehidupan seksual suami isteri itu akan hilang. Hal ini kurang realistis. Lain
halnya Adler berpendapat bahwa mahligia keluarga itu dibangun berdasarkan pada
hasrat atau nafsu berkuasa. Tetapi inipun tidak realistis sebab menurut nalar
keluarga yang di bangun atas dasar nafsu menguasai itu tidak pernah sejahtera.
Padahal yang di cita-citakan adalah keluarga bahagia sejahtera.
c. Pengertian Masyarakat
Masyarakat
ada suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma,
adat istiadat yang sama-sama di taati dalam lingkungannya. Tatanan kehidupan,
norma-norma yang mereka miliki yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam
lingkung mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki
ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam lingkungan itu, antara orang tua dan anak,
antara ayah dan ibu, antara kakek dan nenek, antara sesama kaum laki-laki, atau
sesama kaum wanita, atau antara kaum laki-laki dan kaum wanita, larut dalam
suatu kehidupan yang teratur dan terpadu dalam suatu kelompok manusia, yang
disebut masyarakat.
Dalam suatu pertumbuhan
dan perkembangan suatu masyarakat dapat di golongkan menjadi
Masyarakat sederhana
dan masyarakat
maju.
v Masyarakat Sederhana :
Dalam
lingkungan masyarakat sederhana (Primitif)
pola pembagian kerja cenderung di bedakan menurut jenis kelamin. Pembagian
kerja dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan pola
kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitif
atau belum sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju.
v
Masyarakat
Maju
:
Memiliki
aneka ragam kelomok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi
kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan serta tujuan tertentu
yang akan di capai. Organisasi kemasyarakatan itu dapat tumbuh dan berkembang
dalam lingkungan terbatas sampai pada cakupan nasional, Regional maupun
Internasional

2.4 Hubungan Antara Individu,
Keluarga Dan Masyarakat.
A. MAKNA INDIVIDU
Manusia
adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat
dibagi-bagi, tidak dapat di pisah-pisahkan antara jiwa dan raganya. Para ahli
Psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan suatu kesatuan jiwa
raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan jiwa raganya. Bukan hanya kegiatan
alat-alat tubuh saja, atau bukan hanya aktivitas dari kemampuan-kemampuan jiwa
satu persatu terlepas dari pada orang lain.
B.
MAKNA KELUARGA
Keluarga
adalah kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga
merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita,
perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan
membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu
kesatuan sosial ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam
satuan masyarakat manusia.
Di sini kita sebutkan 5
macam sifat yang terpenting yaitu :
1.
Hubungan Suami dan Isteri.
2.
Bentuk perkawinan dimana suami isteri itu
diadakan dan dipeliharakan.
3.
Susunan nama-nama dan istilah-istilah
termaksud cara menghitung keturunan.
4.
Milik atau harga benda keluarga
5.
Pada umumnya keluarga itu tempat
bersama/rumah bersama
C.
MAKNA MASYARAKAT
Seperti
halnya dengan definisi sosiologi yang banyak jumlahnya kita dapati pula
definisi-definisi tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Definisi adalah
sekedar alat ringkat untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu
persoalan atau pengertian di tinjau dari pada anilisa. Analisa ialah yang
memberikan arti yang jernih dan kokoh dari suatu pengertian.
Mengenai
arti masyarakat ini, baiklah di sini kita kemukakan beberapa definisi mengenai
masyarakat itu seperti misalnya :
Ø
R.
Linton : Seorang
ahli pantrologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia
yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat
mengorganisassikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan
sosial dengan batas-batas tertentu.
Ø
M.J.
Herskovist : Menulis
bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti
satu cara hidup tertentu.
J.L. Gillin Dan
J.P. Jillin : mengatakan
bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan,
tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat meliputi
pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
Ø
S.R.
Steinmetz : Seorang sosilogi bangsa Belanda,
mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang meliputi
pengelompokkan-pengelompokkan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai
perhubungan yang erat dan teratur.
Ø
Hassan
Shadily : Mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau
kecil dari beberapa manusia. Dengan atau karena sendirinya, bertalian secara
golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain
a)
Pengertian
Urbanisasi
Urbanisasi
adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula di
katakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
Proses urbanisasi boleh di katakan terjadi di seluruh dunia, baik pada
negara-negara yang sudah maju industrinya maupun secara relatif belum memliki
industri. Bahwa urbanisasi mempunyai akibat-akibat yang negative terutama di
rasakan oleh negara yang agraris seperti indoneisa ini. Hal ini terutama di
sebabkan karena pada umumnya produksi pertanian sangat rendah apabila di
bandingkan dengan jumlah manusia yang di pergunakan dalam produksi tersebut dan
boleh dikatakan bahwa factor kebanyakan penduduk dalam suatu daerah
“over-population” merupakan gejala yang umum di negara agraris yang secara
ekonomis terbelakang.
b) Proses Terjadinya Urbanisasi
Proses Urbanisasi dapat
terjadi cepat atau lambat, hal mana tergantung dari pada keadaan masyarakat
yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua aspek :
Ø Perubahan
masyarakat desa menjadi masyarakat kota.
Ø Bertambahnya
penduduk kota yang di sebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari
desa-desa (pada umumnya di sebabkan karena penduduk desa merasa tertarik oleh
keadaan di kota).
Sehubungan
dengan proses tersebut di atas, maka ada beberapa sebab yang mengakibatkan
suatu daerah tempat tinggal mempunyai penduduk yang baik. Artinya adalah, sebab
suatu daerah mempunyai daya Tarik sedemikian rupa, sehingga orang-orang
pendatang semakin banyak. Secara umum dapat di katakana bahwa sebab-sebabnya
adalah sebagai berikut :
1)
Daerah yang termasuk menjadi pusat
pemerintah atau menjadi ibu kota (seperti contohnya ibu kota Jakarta).
2)
Tempat tersebut letaknya sangat strategis
sekali untuk usaha-usaha atau perdagangan/perniagaan, seperti misalnya sebuah
kota pelabuhan atau sebuah kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber
bahan-bahan mentah.
3)
Timbulnya industri di daerah itu, yang
memproduksikan barang-barang maupun jasa-jasa.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Manusia sebagai makhluk individu bukan berarti
manusia yang hidup sendiri tanpa orang lain, tapi manuisa sebagai makhluk
individu bias di artikan bila tingkah polahnya bersifat spesifik dari dalam
dirinya bukan lagi mengikuti tingkah polah khalayak ramai atau umum. Seorang
manusia pastinya akan menyingkirkan sifat keindividuannya apabila dia sedang
berinteraksi dengan manusia lainnya dalam kelompok. Dalam perkembangannya
manusia sebagai makhluk individu selalu berhadapan dengan konflik, karena
tingkah lakunya selalu ataupun ada yang bertentangan dengan peranan yang
dituntut kelompok masyarakat.