Welcome To My Blog!

Rafi Widyatmoko
Follow Me
ILMU SOSIAL DASAR
(INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT)






Disusun Oleh :
Rafi Widyatmoko
15116945



Universitas Gunadarma Kalimalang 2016







KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang telah membelikan rahmat dan hidayahnya-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Individu, Keluarga, Dan Masyarakat”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Kami berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Serta pembaca dapat mengetahui tentang apa itu sebenarnya Individu, Keluarga, Dan Masyarakat.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan semoga makalah sederhana ini menjadi manfaat bagi kita.








Kalimalang, 26 Oktober 2016


Rafi Widyatmoko

BAB I
PENDAHULUAN

     1.1  Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat oleh karena itu manusia dapat di katakana sebagai social yang selalu hidup. Berkelompok atau berorganisasi dan membutuhkan orang lain masyarakat merupakan wadah tempat berkumpulnya individu-individu yang hidup secara social, masyarakat terdiri dari “Saya, Anda, Kami, Mereka, dan Kita”. Yang memiliki hak dan keinginan hidup bersama kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk social serta memahami tugas dan kewajibannya dalam setiap susunan kehidupa berkelompok dan dalam struktur dan system social yang ada.
Para Sosiolog mengartikan masyarakat sebagai kelompok di dalamnya terdapat orang-orang yang menjalankan kehidupan bersama sebagai satu kesatuan yang diikat melalui kerjasama dan nilai-nilai tertentu yang tidak ada habisnya.
    1.2  Rumusan Masalah
1.       Pertumbuhan Individu :
a.       Pengertian individu
b.       Pengertian pertumbuhan
c.       Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
2.       Fungsi Keluarga :
a.       Pengertian fungsi keluarga
b.      Macam-macam fungsi keluarga
3.       Pengertian individu keluarga, masyarakat dan dua golongan masyarakat :
4.       Hubungan antara individu, keluarga dan masyarakat :
5.       Urbanisasi :
a.       Pengertian urbanisasi
b.      Proses terjadinya urbanisasi
Tujuan Pembahasan :
1.       Mengetahui pengertian individu, pertumbuhan dan factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan secara lengkap dan benar.
2.       Mengetahui pengertian fungsi keluarga dan macam-macam fungsi keluarga.
3.       Mengetahui pengertian individu keluarga, masyarakat dan dua golongan masyarakat.
4.       Mengetahui bagaimana hubungan antara individu, keluarga, dan masyarakat
5.      
Apa itu urbanisasi dan bagaimana proses terjadinya urbanisasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERTUMBUHAN INDIVIDU
A. Pengertian individu
Kata “Individu” berasal dari kata latin, yaitu individuum, berarti “yang  tak  berbagi”. Jadi merupakan suatu sebutan yang dapat di pakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Arti lainnya adalah sebagai penggantu “orang  seorang” atau manusia perorangan. Disini terlihat bahwa sifat dan fungsi manusia, sebagaimana ia hidup di tengah-tengah individu lainnya dalam masyarakat.
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat di bagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan, dapat kita uraikan, bahwa individu adalah seseorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hamper indentik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada ia adalah dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri.
B. Pengertian Pertumbuhan
Walaupun terdapatnya perbedaan pendapat di antara para ahli, namun di akui bahwa pertumbuhan itu adalah suatu perubahan yang menuju kea rah yang lebih maju dan lebih dewasa.
Perubahan ini pada lazimnya disebut dengan istilah proses.
Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedang pada keseluruhan ada pada kemudian, Bagian-bagian ini terkait satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi.
Dapat di rumuskan pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflexionis. Lain halnya dengan pendapat dari aliran psikologis Gestalt tentang pertumbuhan. Menurut para ahli dan aliran ini bahwa pertumbuhan adalah proses diferensiasi.    


Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedangkan bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lainnya. Jadi menurut proses ini keseluruhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Jadi dari pendapat aliran psikologi Gestalt ini dapat di simpulkan bahwa pertumbuhan itu adalah suatu proses perubahan secara perlahan-lahan dalam manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.


C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Dalam membahas itu ada beberapa macam-macam aliran, namun pada garis besarnya dapat di golongkan menjadi tiga golongan yaitu :
      a)       Pendirian Navistik  :
Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat, bahwa pertumbuhan individu itu semata-mata dapat di tentukan oleh factor-faktor yang di bawa sejak lahir.
Para ahli dari golongan ini menunjukkan sebagai kesempatan atau kemiripan antara orang tua dengan anaknya. Misalnya seorang Ayah memliki keahlian di bidang seni lukis maka kemungkinan besar anaknya juga menjadi pelukis. Tetapi hal ini akan menimbulkan keragu-raguan apakah kesamaan yang ada di orang tua anaknya benar-benar disebabkan oleh pembawaan sejak lahir karena adanya fasilitas-fasilitas atau hal-hal lain yang dapat memberikan dorongan ke arah kemajuannya.
      b)     Pendirian Empiristik dan Environmentallistik :
Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik. Para ahli berpendapat, bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperanan sama sekali.
Jadi menurut pendirian ini menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan lebih jauh menekankan pada lingkungan dan konsukuesinya adalah hanya lingkunganlah yang dapat di bicarakan. Pendirian semacam ini dapat disebut pendirian yang Environmentallistik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendirian ini pada hakikatnya adalah kelanjutan dari faham emperisme.
Menurut faham ini di dalam pertumbuhan individu itu baik dasar maupun lingkungan kedua-duanya memegang peranan penting. Bakat atau dasar sebagai kemungkinan ada pada masing-masing individu namun bakat dan dasar yang di punyai itu perlu di serasikan dengan lingkungan yang dapat tumbuh dengan baik. Misalnya pada anak yang normal memiliki dasar atau bakat untuk berdiri tegak di atas dua kaki, bila anak ini di asuh dalam lingkungan masyarakat manusia. Tetapi apabila anak yg normal ini kebetulan terlantar di sebuah hutan kemudian diasuh oleh serigala sudah barang tentu anak itu tidak dapat berdiri tegak pada kedua kakinya dan dia akan merangkak seperti serigala yang mengasuhnya.
Di samping harus adanya dasar, juga perlu di pertimbangkan masalah kematangan (Readiness), misalnya anak yg normal berusia enam bulan , walaupun anak tersebut hidup di antara manusia-manusia lain ada kemungkinan juga anak itu tak akan dapat berjalan karena belum matang untuk melakukan hal itu.

       c)      Pendirian Konvegernsi dan Interaksionalisme  :

 
Kebanyakan para ahli mengikuti pendirian konvergansi dengan modifikasi seperlunya. Suatu modifikasi yang terkenal yang sering di anggap sebagai perkembangan lebih jauh konsepsi konvergansi ialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menemukan pertumbuhan individu. Nampak lain dengan konsepsi konvergansi yang berpandangan oleh dasar (bakat) dan lingkungan.


2.2 FUNGSI KELUARGA
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini, dalam hubungannya dengan perkembangan individu, sering di kenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat. Tidaklah dapat di pungkiri, bahwa sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya terbatas selaku penerus keturunan saja. Banyak hal-hal mengenai kepribadian yang dapat dirunut dari keluarga, yang pada saat-saat sekarang ini sering di lupakan orang. Perkembangan intelektual akan kesadaran lingkungan seorang individu seringkali di lepaskan dan bahkan di pisahkan dengan masalah keluarga. Hal-hal semacam inilah yang sering menimbulkan masalah-masalah sosial, karena kehilangan pijakan. Keluarga sudah seringkali kehilangan peranannya. Oleh karena itu adalah kebijaksanaan kalua dilihat dan di kembalikan peranan keluarga dan proporsi yang sebenarnya dengan skala prioritas yang pas. Keluarga pada umumnya di ketahui terdiri dari seorang individu (suami) individu lainnya (istri) yang selalu berusaha menjaga rasa aman dan ketentraman ketika menghadapi segala suka dan duka hidup dalam eratnya arti ikatan luhur hidup bersama.
Keluarga sebagai kelompok pertama yang di kenal individu sangat berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan individu sebelum maupun sesudah terjun langsung secara individual di masyarakat.
A.  Pengertian Fungsi Keluarga
Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus di lakukan. Suatu pekerjaan atau tugas yang harus di lakukan itu biasa di sebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus di laksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
B. Macam-macam Fungsi Keluarga
            Pekerjaan-pekerjaan yang harus di laksanakan oleh keluarga itu dapat di golongkan/dirinci kedalam beberapa fungsi yaitu :
a                 .       Fungsi Keagamaan
b                 .      Fungsi Sosial
c                 .       Fungsi pemeliharaan
a                 .       Fungsi keagamaan :
Di negara Indonesia yang berideolgi Pancasila berkewajiban pada setiap warganya (rakyat) untuk menghayati, mendalami dan mengamalkan Pancasila di dalam perilaku dan kehidupan keluarganya sehingga benar-benar dapat diamalkan P4 ini dalam kehidupan keluarga Pancasila
Dengan dasar pedoman ini keluarga di wajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian akan tercermin bentuk masyarakat yang Pancasila apa bila semua keluarga melaksanakan P4 dan fungsi keluarga itu.



       b.      Fungsi Sosial :

Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang di anut oleh masyarakat serta mempelajari peran-peranan yang di harapkan akan mereka jalankan kelak bias sudah dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan istilah sosialisasi.
Dengan fungsi ini diharapkan agar di dalam keluarga selalu terjadi pewarisan kebudayaan atau nilai kebudayaan. Kebudayaan yang di wariskan itu adalah kebudayaan yang telah di miliki oleh generasi tua yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara lain sopan santun, Bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik buruknya perbuatan dan lain-lain.
          
            c.       Fungsi Pemeliharaan :
 Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar di setiap anggotanya dapat terlindungi dari                            gangguan-gangguan sebagai berikut :
1.      Gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah.
2.      Gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan.
3.      Gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar tembok, dan lain-lainnya.
Bila dalam keluarga fungsi telah di jalankan dengan baik sudah barang tertentu akan membantu terpeliharanya keamanan dari masyarakat yang terlepas/terhindar dari segala gangguan apapun yang terjadi.

2.3 PENGERTIAN INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT DAN DUA GOLONGAN MASYARAKAT.


a. Pengertian individu
Individu berasal dari kata latin, “Individuum” yang artinya yang tak terbagi, Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat di bagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagi manusia perseorangan, demikian pendapat Dr.   A . Lysen.


b. Pengertian Keluarga

 
Ada beberapa pandangan atau anggapan mengenai keluarga. Menurut Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karna adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa perkawinan itu menurut beliau adalah berdasarkan pada libidoseksualis. Dengan demikian keluarga merupakan mainfestasi dari pada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami isteri.

Perlu kita ketahui bahwa nafsu seksual memangharus di juruskan dengan cara-cara yang dapat di terima oleh norma hidup. Namun hidup seksual itu tidak langgeng sebab seksualitas manusia akan mati sebelum manusia itu sendiri mati. Kehidupan seksual manusia itu berubah-ubah dari masa kemasa, dari umur ke umur dan keadaan yang satu keadaan lain.
Oleh karena itu apabila keluarga ini benar-benar dibangun atas dasar hidup seksual, maka keluarga itu akan lebih goyah terus dan akan segera pecah setelah kehidupan seksual suami isteri itu akan hilang. Hal ini kurang realistis. Lain halnya Adler berpendapat bahwa mahligia keluarga itu dibangun berdasarkan pada hasrat atau nafsu berkuasa. Tetapi inipun tidak realistis sebab menurut nalar keluarga yang di bangun atas dasar nafsu menguasai itu tidak pernah sejahtera. Padahal yang di cita-citakan adalah keluarga bahagia sejahtera.

     c. Pengertian Masyarakat
Masyarakat ada suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama di taati dalam lingkungannya. Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkung mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam lingkungan itu, antara orang tua dan anak, antara ayah dan ibu, antara kakek dan nenek, antara sesama kaum laki-laki, atau sesama kaum wanita, atau antara kaum laki-laki dan kaum wanita, larut dalam suatu kehidupan yang teratur dan terpadu dalam suatu kelompok manusia, yang disebut masyarakat.

Dalam suatu pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat dapat di golongkan menjadi
Masyarakat sederhana dan masyarakat maju.

v  Masyarakat Sederhana :
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (Primitif) pola pembagian kerja cenderung di bedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitif atau belum sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju.
v  Masyarakat Maju :
Memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan serta tujuan tertentu yang akan di capai. Organisasi kemasyarakatan itu dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada cakupan nasional, Regional maupun Internasional



2.4 Hubungan Antara Individu, Keluarga Dan Masyarakat.


A. MAKNA INDIVIDU
Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat di pisah-pisahkan antara jiwa dan raganya. Para ahli Psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan jiwa raganya. Bukan hanya kegiatan alat-alat tubuh saja, atau bukan hanya aktivitas dari kemampuan-kemampuan jiwa satu persatu terlepas dari pada orang lain.

B. MAKNA KELUARGA
Keluarga adalah kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.
Di sini kita sebutkan 5 macam sifat yang terpenting yaitu :
1.      Hubungan Suami dan Isteri.
2.      Bentuk perkawinan dimana suami isteri itu diadakan dan dipeliharakan.
3.      Susunan nama-nama dan istilah-istilah termaksud cara menghitung keturunan.
4.      Milik atau harga benda keluarga
5.      Pada umumnya keluarga itu tempat bersama/rumah bersama

C. MAKNA MASYARAKAT
Seperti halnya dengan definisi sosiologi yang banyak jumlahnya kita dapati pula definisi-definisi tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Definisi adalah sekedar alat ringkat untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu persoalan atau pengertian di tinjau dari pada anilisa. Analisa ialah yang memberikan arti yang jernih dan kokoh dari suatu pengertian.
Mengenai arti masyarakat ini, baiklah di sini kita kemukakan beberapa definisi mengenai masyarakat itu seperti misalnya :
Ø  R. Linton : Seorang ahli pantrologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisassikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Ø  M.J. Herskovist : Menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.


 
J.L. Gillin Dan J.P. Jillin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.

Ø  S.R. Steinmetz : Seorang sosilogi bangsa Belanda, mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokkan-pengelompokkan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.
Ø  Hassan Shadily : Mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia. Dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain

2.5 URBANISASI DAN PROSES TERJADINYA URBANISASI

     a)      Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula di katakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Proses urbanisasi boleh di katakan terjadi di seluruh dunia, baik pada negara-negara yang sudah maju industrinya maupun secara relatif belum memliki industri. Bahwa urbanisasi mempunyai akibat-akibat yang negative terutama di rasakan oleh negara yang agraris seperti indoneisa ini. Hal ini terutama di sebabkan karena pada umumnya produksi pertanian sangat rendah apabila di bandingkan dengan jumlah manusia yang di pergunakan dalam produksi tersebut dan boleh dikatakan bahwa factor kebanyakan penduduk dalam suatu daerah “over-population” merupakan gejala yang umum di negara agraris yang secara ekonomis terbelakang.
     b)     Proses Terjadinya Urbanisasi
Proses Urbanisasi dapat terjadi cepat atau lambat, hal mana tergantung dari pada keadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua aspek :
     Ø  Perubahan masyarakat desa menjadi masyarakat kota.
     Ø  Bertambahnya penduduk kota yang di sebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa (pada umumnya di sebabkan karena penduduk desa merasa tertarik oleh keadaan di kota).
Sehubungan dengan proses tersebut di atas, maka ada beberapa sebab yang mengakibatkan suatu daerah tempat tinggal mempunyai penduduk yang baik. Artinya adalah, sebab suatu daerah mempunyai daya Tarik sedemikian rupa, sehingga orang-orang pendatang semakin banyak. Secara umum dapat di katakana bahwa sebab-sebabnya adalah sebagai berikut :
    1)      Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintah atau menjadi ibu kota (seperti contohnya ibu kota Jakarta).
    2)      Tempat tersebut letaknya sangat strategis sekali untuk usaha-usaha atau perdagangan/perniagaan, seperti misalnya sebuah kota pelabuhan atau sebuah kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber bahan-bahan mentah.
    3)      Timbulnya industri di daerah itu, yang memproduksikan barang-barang maupun jasa-jasa.




BAB III
PENUTUP


                3.1  KESIMPULAN

 Manusia sebagai makhluk individu bukan berarti manusia yang hidup sendiri tanpa orang lain, tapi manuisa sebagai makhluk individu bias di artikan bila tingkah polahnya bersifat spesifik dari dalam dirinya bukan lagi mengikuti tingkah polah khalayak ramai atau umum. Seorang manusia pastinya akan menyingkirkan sifat keindividuannya apabila dia sedang berinteraksi dengan manusia lainnya dalam kelompok. Dalam perkembangannya manusia sebagai makhluk individu selalu berhadapan dengan konflik, karena tingkah lakunya selalu ataupun ada yang bertentangan dengan peranan yang dituntut kelompok masyarakat.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Translate

Blogroll

logo

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Proin tempus pellentesque consectetur.

Morbi tincidunt commodo dui, eu fringilla dui iaculis ac. Vestibulum viverra iaculis dignissim. Ut condimentum